Penggunaan proyektor laser telah menjadi elemen visual yang tak terpisahkan dari konser dan pertunjukan musik besar. Sayangnya, apa yang tampak spektakuler di atas panggung dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan mata penonton jika tidak dikendalikan dengan ketat. Kasus kerusakan mata permanen akibat paparan sinar laser dari konser bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan risiko nyata yang telah didokumentasikan dalam studi kasus medis di seluruh dunia.
Bahaya utama terletak pada intensitas dan kolimasi sinar laser. Tidak seperti cahaya biasa yang menyebar, sinar laser sangat terfokus dan membawa energi tinggi. Jika sinar laser dengan daya yang cukup kuat mengenai mata secara langsung—bahkan hanya dalam sepersekian detik—ia dapat melewati pupil dan memfokuskan energi tersebut ke titik kecil pada retina, khususnya makula. Kerusakan termal dan fotokimia yang dihasilkan bersifat permanen.
Studi kasus sering mencatat gejala seperti penglihatan kabur yang persisten, bintik hitam (scotoma) di bidang pandang, atau bahkan kehilangan penglihatan sentral. Kerusakan makula akibat laser tidak dapat diperbaiki karena sel-sel fotoreseptor di area tersebut mati. Korban biasanya tidak menyadari bahaya hingga setelah konser, ketika gejala mulai muncul. Kerusakan ini menunjukkan pentingnya regulasi ketat di lokasi pertunjukan.
Peran penting ada pada penyelenggara dan operator laser pertunjukan. Mereka wajib mematuhi standar keamanan internasional yang membatasi daya laser yang dapat diarahkan ke penonton. Standar ini mencakup zona Audience Scanning yang diizinkan dan ketinggian minimum sinar laser agar tidak mengenai mata audiens saat berdiri. Pelanggaran terhadap standar ini sering menjadi akar penyebab insiden.
Pemerintah dan badan regulasi perlu memperketat pengawasan dan sertifikasi bagi operator yang mengoperasikan proyektor laser di ruang publik. Sanksi tegas harus diterapkan bagi pelanggar yang mengabaikan keselamatan penonton demi efek visual yang lebih dramatis. Keselamatan mata tidak boleh dikorbankan demi estetika pertunjukan, terutama mengingat sifat permanen dari cedera retina akibat laser.
Meskipun laser adalah alat pertunjukan yang hebat, tanggung jawab untuk mencegah kerusakan mata harus menjadi prioritas utama. Penonton juga harus waspada dan menghindari menatap langsung ke sumber cahaya laser di konser. Kesadaran kolektif dari penyelenggara, operator, dan penonton adalah kunci untuk memastikan bahwa pertunjukan live tetap menjadi pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi semua yang hadir.